Curcol: Happy Ending Machine

18:57 LuqyLugy 0 Comments


Hallo… Apa kabar? Udah lama banget kayaknya yaa gue gak ngepost soal curcol-an. Biasanya soal film kali ini gue mau curcol tentang buku lebih tepatnya novel. Gue udah siapin beberapa topik curcolan gue. Semoga sebelum taun 2020 ini ada yang jadi. So, here is it. 

pict by me
Happy Ending Machine (HEM) merupakan anak kedua dari Adelina Ayu. Anak pertamanya berjudul The Name of Game bercerita soal Zio dan Flo, tapi kali ini gue bakal fokus sama anak keduanya beliau, Happy Ending Machine. 

Ceritanya tentang apa sih? Tentang Shailendra Avalokiteśvara. Gue bakal bahas secara general aja karakter-karakter yang ada di buku ini. Novel ini hidup banget menurut gue karena karakter-karakternya yang amat sangat dalam dan unik. Penulis berhasil buat karkater yang unik, dan bisa mencurahkan karakter-karakter itu amat sangat baik. Gue suka banget gimana cara penulis buat menggambarkan karakter-karakternya. 

Gue ketemu sama buku ini di wattpad tadinya malah tertarik sama buku pertamanya. Tapi di buku pertama gak gue lanjutin yang bahkan gue belum punya. Tapi ada bonus chapternya di wattpad, itu yang gue baca dan akhirnya gue follow akun ig buku ini. That’s a lot materi-materi atau isu-isu yang sensitif yang bakal lo pelajarin bareng-bareng. Buat orang macem gue tentu aja itu seruuu bangettt. Lo bisa liat berbagai macam perspektif. 

HEM ini bercerita tentang cowok gemini (which is gue perempuan Gemini) yang keras kepala, ketakutan-ketakutannya, dan gimana dia buat dealing with himself about everything. Si Ien nih udah ada adem ayem aja, merasa nyaman sama tempatnya sampai datang Candrarupa Andra Senayan. Sosok gadis nyentrik abis yang sifatnya jauh banget dari Ien. Tapi anehnya mereka nyambung banget. Ien gak pernah ngejudge hal-hal ekstrem yang disukai Andra. Shaien dengan senyum kalemnya terima aja gitu soal Andra. Apakah inti permasalahannya di sini? ofc not.

Ada isu yang lebih sensitif yang diangkat sama buku ini. Gimana buku ini menggambarkan perasaan-perasaan soal minoritas. Ada satu scene mengenai minoritas di buku ini yang gue suka. Saat Ien melihat sosok waria yang sedang mengamen di lampu merah. Salah satu quotesnya yang gue suka, 

Halte itu adalah panggungnya

Kalau kalian baca bukunya, bahwa sebuah halte itu bisa menjadi sesuatu yang amat sangat precious buat seseorang yang gak bisa bebas. Menurut gue, saat membaca part itu gue mikir. Ah.. sebuah halte dianggap biasa oleh sebagian orang normal tetapi bisa menjadi begitu spesial bagi seorang waria. Ada lagi, 

even though it was only trough fantsy, since the world had been denying her in reality

Sedih. Salah satu perasaan Shaien di dalam buku ini tentang waria yang merefleksikan keadaan society kita saat ini. Why people have to hurt each other feeling just because they are different? Bukan salah mereka kok mau berbeda. Mereka berusaha juga buat membaur dengan sosial yang ada tetapi kenapa harus sejahat itu merespon mereka? Sebel. Kebawa perasaan juga nulisnya. 

Banyak hal yang gue suka di buku ini. Kalian harus tau Beauty Filter-nya Andra. How to look everything in the good ways. Andra bisa jadi sosok yang positif, bebas, unik, bisa sedewasa itu dalam menghadapi masalah dia sama Ien. Kata-kata yang gue suka banget di novel ini soal Beauty Filter-nya Andra. 

“… Padahal kan, there are shards of beauty in darkness if you look for them”
- Andra

“Kayak kata-katanya Dumbledore, ya? Happiness can be found even in the darkest time if only remembers to turn on the light.”
- Shaien

Novel ini ngajarin gue banyak hal walaupun ada beberapa pandangan yang berbeda tapi di sini gue belajar banyak buat menerima. Buat belajar merasakan apa yang orang lain rasakan. Untuk tau bagaiamana perasaan seseorang atas ketakutan-ketakutan yang ada dalam benaknya. Terutama Shaien. Gimana mengerti perasaan orang-orang sekitar kita yang sama seperti Shaien. 

“…, the way that you feel today is not going to be the way you feel for the rest of your life. People want you in their life, Shaien. Yang sayang sama lo tuh banyaaaakkkkk banget.”
- Andra

Lo bakal dibawa untuk jatuh cinta sama sosok Shaien tanpa sadar, dan bakal harus ngebelain Andra buat Shaien. Pas gue baca novel ini lo bakal iriiii banget sama Shaien. Lo bakal ngerasa iri karena Shaien punya Andra dan Andra punya Shaien. Saat itu juga lo bakal langsung ngeliat relaita yang ada di diri lo sendiri. Apa gue sudah cukup baik sama orang-orang di sekitar gue? 

Sebenarnya banyak banget details yang ada di novel ini yang mau gue share. Tapi udah ada di ig zioshaiendaryll. Bahkan di ig dia lo bakal nemuin highlights yang usefull banget. 

Akhir kata, gue cuman mau bilang novel ini ngajarin lo banyak hal dengan cara se-simple mungkin. Alurnya juga gak buru-buru. Lo dibiarin buat nebak, buat denial, buat nerima di saat yang bersamaan. 

Sebagai quote penutup yang ada juga di halaman terakhir novel ini 

Blood does not family make. Those are relatives. Family are those with whom you share your good, bad, and ugly, and still love one another in the end.
Those are the ones you select.
[Hector Xtravaganza] on Happy Ending Machine

0 comments: