exile by Taylor Swift ft. Bon Iver

15:19 LuqyLugy 0 Comments

Halloooo! welcome to my simple blog. Postingan gue kali ini akan bercerita sebuah lagu. Yap, glad to know I'm back with western song. Hahahaa. Iyaah, nanti lagi lagu Koreanya. But to be honest, lagu korea banyak kok yang bagus-bagus makna lirik lagunya melodinya pas sama selera musik gue. Oke back to this song, jadi awalnya Taylor Swift itu tiba-tiba kasi surprise dengan lahirnya album Folklore. Yang gue tau pas itu, cuman tittle songnya aja yaitu Cardigan. Eh, random playlist youtube gue kayaknya sadar "Nih gue kasi lagu lo banget" then welcoming my new fav song exile. 
Exile ini sebuah lagu yang kesannya dingin menurut gue. Selain itu, lagu ini juga berisi suatu kekecewan, lelah, dan egois. Ini lagu perpisahan. Tapi bukan perpisahan yang baik-baik aja. Emang ada yang perpisahaannya baik-baik aja? Ada. He he he. Langsung aja, saran gue kalau mau baca bakal lebih enak sambil dengerin lagunya. Karena sistem di blog gue belum canggih, maka dari itu saran dari gue boleh banget langsung ke aplikasi-aplikasi kesayangan lo buat dengerinnya! ^^

pict by google


[Verse 1: Justin Vernon/ Bon Iver] 

I can see you standing, honey
Aku bisa melihat mu berdiri, honey

With his arms around your body
dengan lengannya berada disekitar tubuhmu

Laughin', but the joke's not funny at all
Tertawa, tetapi candaanya sama sekali tidak lucu

And it took you five whole minutes 
dan kamu itu membutuhkan lima menit penuh

To pack us up and leave me with it
untuk menyelesaikan kita dan meninggalkan ku dengan itu
 
Holdin' all this love out here in the hall
Menahan semua cinta ini di dalam sebuah aula 

Di awali dengan versi cowoknya, gue juga gak ngerti kenapa yang harus mengatakan ini adalah si cowoknya. Apakah perspektif cowok selalu melihat seperti itu ketika ditinggalkan perempuannya? Perasaan yang gue liat disini si cowok yang masih sayang ngeliat mantan ceweknya dengan cepat berpaling darinya. Sometimes, kita gak pernah tau. Banyak orang yang beranggapan bahwa untuk menyembuhkan sebuah luka ditinggalkan adalah dengan membawa orang baru. Ada juga yang bilang untuk benar-benar mau bahagia dan memulai suatu lo harus terlebih dulu selesai dengan luka yang lo miliki saat ini. Buat gue pribadi sekarang penganut pendapat yang ke dua. Tetapi balik lagi cara orang menyembuhkan lukanya berebeda-beda. Terkadang Tuhan bekerja sama dengan waktu suka bercanda memberikan seseorang kepada kita. Tapi Tuhan tidak pernah salah dalam merencakan sesorang pergi dan datang untuk kita. Kali ini gue gak skip bagian chorus soalnya lagu ini punya dua versi. 

[Chorus: Justin Vernon]

I think I've seen this film before
Aku pikir aku pernah melihat film ini sebelumnya

And I didn't like the ending 
Dan aku tidak menyukai akhirnya 

You're not my homeland anymore 
Kamu bukan lagi tanah kelahiran ku

So what am I defending now?
Jadi apa yang harus aku pertahankan sekarang?

You were my town, now I'm exile, seein' you out 
Kamu berada di dalam kotaku, sekarang aku di pengasingan, menemuimu

I think I've seen this film before
Aku pikir aku pernah melihat film ini sebelumnya

Ini semua menurut gue lirik perumpamaan semua gimana kalau dia pernah menjalin hubungan yang diceritakan dalam lirik ini bagai sebuah film. Lalu hati mereka diumpamakan sebagai 'homeland' yaitu tanah air. Bagaimana yaa, ketika lo berada di tanah air lo sendiri tapi bagai pengungsi. Ibaratnya seseorang itu rasanya masih milik lo tapi lo lagi diasingkan oleh sesuatu yang lo miliki. kadang membicarakan perasaan itu memang akan lebih mudah jika diperumpamakan. Tapi makna dari tiap orang dari melihat perumpamaan itu berbeda-beda.   

[Verse 2: Taylor Swift]

I can see you starin', honey
Aku dapat melihat kamu menatap ku, honey

Like he's just your understudy
Dia hanya seperti sebagai penggantimu 

Like you'd get your knuckles bloody for me
Kamu seperti akan membuat buku-buku jarimu berdarah karena ku

Second, third, and hundredth chances
kedua, ketiga, dan keseratus kesemepatan

Balancin' on breaking branches 
Menyeimbangkan dengan menghancurkan cabang-cabang

those eyes add insult to injury 
Kedua mata itu menambah penghinaan pada luka

Menurut gue penyampaian si perempuan ini membalas verse pertama. Sukanya gue di lagu ini mereka punya dua sisi yang saling membalas perspesi masing-masing akan ego mereka. Hey, si perempuan liat kok gimana kesalnya kamu hingga hampir membuat diri mu sendiri terluka. Tapi kemana kesempatan-kesempatan yang telah di berikan? Kadang gue heran, sama orang-orang yang memberikan kesempatan bagi orang-orang yang menyakitinya. Yaa.. walaupun ada beberapa hal yang memang kesalahan yang bisa diberi kesempatan kembali. Tetapi kalau prinsip? dia melanggar prinsip then lo ngasi kesempatan lagi buat orang itu? Ada yang mau gue tanyain apakah kesempatan itu akan sama seperti awal mula hubungan yang kalian bina? Gue gak pernah ada ditahap itu, tapi gue pernah berpikir untuk kembali dengan seseorang yang secara tidak langsung menurut gue melanggar prinsip gue dalam berhubungan. Pada akhirnya gue pikir, hati yang sudah susah payah gue bangun buat sembuh gak berhak buat orang macam dia yang bahkan untuk berprinsip terhadap hubungannya sendiri tidak mau. Gue setuju sama baris terakhir di verse ke dua, kadang mata seseorang yang pernah menyakiti hanya menambah luka. Bahkan terkadang seolah kedua mata itu mengejek diri yang sedang terluka, hanya menambah besar luka yang sudah lebar. 

[Chorus: Taylor Swift] 

I think I've seen this film before 
Aku pikir aku pernah melihat film ini sebelumnya

And I didn't like the ending 
Dan aku tidak menyukai akhirnya 

I'm not your problem anymore 
Aku bukan lagi masalah mu 

So who am I offending now?
Jadi pada siapa aku bersalah sekarang?

You were my crown, now I'm in exile, seein' you out 
Kamu adalah mahkotaku, sekarang aku berada di pengasingan, menemuimu

I think I've seen this film before
Aku pikir aku pernah melihat film ini sebelumnya

So I'm leaving out the side door
Jadi, aku keluar melalui pintu samping

Kalau yang gue liat, sebenarnya mereka ini sangat egois ya. Egois dengan cara mereka masing-masing, yang berujung mereka saling mengasingi. Chorus versi yang ini gue lebih suka, mungkin bisa jadi karena gue perempuan jadi gue merasa "hei dude, lo udah gue kasi kesempatan, but you ruinning all of the chances" Kadang untuk menolak dan keras kepalanya gue pasti gue bilang ke orang itu "Aku bukan lagi masalah lo". Kata-kata itu ada dua sisi, bia berarti itu kata-kata untuk membentengin diri dari pembelaan lelaki itu, sekaligus buat diri sendiri untuk tidak berharap. Berharap? Hal yang melelahkan, makanya seringkan lihat orang-orang pergi kecewa dengan sangat besar karena berharap pada orang yang tidak tepat itu double menyakitkan. Memilih untuk pergi. 

[Bridge: Both]

So step right out, there is no amount
Jadi keluarlah, tidak ada menjadi orang yang berarti

of crying I can do for you
menangis adalah yang bisa kulakukan untukmu

All this time 
selama ini

We always walked a very thin line 
Kita selalu berjalan pada garis yang sangat tipis

You didn't hear me out 
(you didn't hear me out)
Kamu bahkan tidak mendengarkanku
(kamu tidak mendengarkanku)

All this time 
Selama ini 

I never learned to read your mind 
(Never learned to read my mind)
Aku tidak pernah belajar untuk membaca pikiranmu 
(tidak pernah belajar untuk membaca pikiranku) 

I couldn't turn things around
(You never turned things around)
Aku tidak bisa mengubah semuanya 
(Kamu tidak pernah mengubah semuanya)

'Cause you never gave a warning sign 
(I give so many signs)
Karena kamu tidak pernah memberikan aku sebuah pertanda peringatan
(Aku memberikan banyak tanda-tanda)

Padahal bridge sama outronya itu hampir mirip, cuman ada beberpa yang gue lihat di bridge mereka mau kasi liat penekanan yang beda, makanya gue bedain juga. Yang gue liat di sini mereka mencoba sama-sama melakukan pembelaan. Gimana sih? Keras kepalanya lo sama pasangan yang ngerasa kalau selama ini lo itu enggak pernah salah, yang salah itu dia. Saling nyautin aja terus. Kalau lo liat di music video liriknya itu ada seorang cowok yang berjalan membelah hutan gitu, terus liriknya di taruh di kedua belah sisi lelaki itu, seolah ada banyak pikiran disitu tetapi terbagi menjadi dua belah pendapat yang saling keras, tidak ada yang mau mengalah. Kalau gue mikir scene di lirik ini, pasangan yang saling adu mulut, sambil hancurin barang dengan slow mo, terus warna scenenya biru gelap. Tau yang gue rasain di lirik ini adalah lelah, keras, dan tidak akan mau mengalah. Si cowok bilang dia gak pernah dikasi tanda sementara si cewek bilang dia selalu ngasi kode buat si cowok ini. Jujur sebenarnya gue suka lirik mereka ini, karena gue tipikal orang yang dalam hubungan susah buat jujur mengatakan apa yang sebenarnya lagi gue rasain, jadi gue akan lebih delivers pesan gue ke pasangan gue melalui lirik lagu. Apa hubungannya? Lirik ini bakal ngebantu banget buat orang-orang kayak gue yang tidak bisa mengatakan kalau gue udah ngasi lo tanda tapi lo gak pernah nganggap tanda itu adalah tanda peringatan.  

[Outro: Both] 

So step right out, there is no amount 
Jadi keluarlah, tidak ada menjadi orang yang berarti

Of crying I can do for you
menangis adalah yang bisa kulakukan untukmu

All this time 
Selama ini

We always walked a very thin line 
Kita selalu berjalan pada garis yang sangat tipis

You didn't even hear me out 
(Didn't even hear me out) 
Kamu bahkan tidak mendengarkanku
(kamu tidak mendengarkanku)

You never gave a warning sign 
(I gave so many sings)
Kamu tidak pernah memberikan sebuah tanda peringatan
(Aku memberikan banyak sekali tanda-tanda)

All this time 
Selama ini 

I never learned to read your mind 
(Never learned to read my mind)
Aku tidak pernah belajar untuk membaca pikiranmu 
(tidak pernah belajar untuk membaca pikiranku)

I couldn't turn things around 
(You never turned things around)
Aku tidak bisa mengubah semuanya 
(Kamu tidak pernah mengubah semuanya)

Cause you never gave me a warning sign 
(I gave so many signs) 
Karena kamu tidak pernah memberikan aku sebuah pertanda peringatan 
(Aku memberi mu banyak tanda-tanda)

you never gave a warning sign (All this time)
(So many times)
Karena kamu tidak pernah memberikan aku sebuah pertanda peringatan (Selama ini)
(Berkali-kali)

I never learned to read your mind 
(So many sign) 
Aku tidak pernah belajar untuk membaca pikiranmu 
(Banyak sekali tanda-tanda) 

I couldn't turn things around 
(I couldn't turn things around)
Aku tidak bisa mengubah semuanya 
(Aku tidak bisa mengubah semuanya)

Cause you never gave me a warning sign 
(You never gave a warning sign)
Karena kamu tidak pernah memberikan aku sebuah pertanda peringatan
(kamu tidak pernah memberikan aku sebuah pertanda peringatan)

Sampailah di outro, kalau gue di sini akan menekan kan "berkali-kali". Sebagai seorang perempuan gue cukup lelah dengan semua yang sudah gue berikan tanda-tanda secara berkali-kali bahkan dia untuk bertanya "Kamu kenapa?" Tidak. Jadi memutuskan untuk keras kepada semuanya dan mengatakan bahwa memang tidak ada yang bisa diubah. Tau kenapa? Karena tidak ada yang mau mengalah, terjebak dengan ego dan kerasnya pikiran masing-masing. Tidak ada yang ingin menjadi dewasa membicarakannya secara kepala dingin, menatap satu sama lain dalam membahas masalahnya, yang bahkan kalau dilihat masalah ini semu. 

Sekilah kalau kalian mendengarkan lagu ini menurut gue vibesnya mirip banget sama lagunya Taylor Swift ft. Gary Lightbody yang This the Last Time. You should hear it out, kapan-kapan kalau gue enak nulisnya gue maknain juga lagu ini. Lagu Taylor yang satu ini soalnya lagu putus gue di tahun 2012 hahahahaa. Takut nostalgia? Enggak juga sih, cuman gue sedih. Wkwkwk sedih karena yaa benar-benar the last time. 
Sekian dari Saya, sampai jumpa. ^^ 

0 comments: